Jumat, 12 Oktober 2012

Alam Sebagai Media Belajar dan Pembentukan Karakter


Pendahuluan
Hadirnya berbagai metode pendidikan dan literasi dewasa ini telah membuka mata  banyak  pihak  penyelenggara  pendidikan.  Berbagai  inovasi  baru  di  bidang  pendidikan  dan  pengajaran telah sedemikian dinamis sesuai tuntutan zaman. Sehingga, kehadirannya turut  mendukung berbagai metode yang telah sering digunakan sebelumnya.  Di  lain  pihak,  banyak  juga  penyelenggara  pendidikan  yang  masih  menggunakan  metodemetode  lama  sambil  menyesuaikan  dengan  laju  perkembangan  pendekatan  dan  metode  pengajaran  kepada  peserta  didik.  Peran  sekolah  sebagai  institusi  penyelenggara  pendidikan  pun  semakin  dituntut  guna  menciptakan  suatu  penyesuaian  antara  metode  belajar dengan tuntutan pendidikan. Penyesuaian tersebut bergerak ke arah pembentukan  karakter manusia pembelajar seumur hidup (longlife learning). 
Munculnya sekolahsekolah dengan kurikulum gabungan dari kurikulum Depdiknas  dan  kurikulum  Internasional  seperti  Cambridge  GCSE,  ALevel,  OLevel,  dan  CIPAT.  Lalu,  IB  (International  Baccalaureate)  dengan  IBPYP  dan  IBMYPDP  telah  menciptakan  suatu  cara  pengajaran  yang  baru  kepada  peserta  didik  terutama  dengan  penekanan  pada  proses  pembelajaran life skill, baik yang bisa dipelajari di dalam kelas maupun di luar kelas.  Penekanan  pembelajaran  yang  bertujuan  untuk  melatih  life  skill  peserta  didik  bisa  melibatkan  berbagai  media.  Satu  media  yang  dapat  digunakan  adalah  pembelajaran  yang  menggunakan  alam  sebagai  media.  Alam  telah  mengajarkan  banyak  hal  kepada  manusia  maka  dari  itu  tidak  salah  apabila  alam  dijadikan  media  belajar.  Alam  dengan  segenap  khazanahnya mampu menjadi sumber belajar terutama bagi pembentukan karakter peserta  didik.   
Dasar Penciptaan Alam Semesta 
Dunia ini tidak diciptakan dengan kesiasiaan sehingga apapun yang ada didalamnya  terdapat  banyak  hal  yang  mampu  jadi  sumber  pembelajaran.  Alam  ini  merupakan  suatu  anugerah yang didalamnya terdapat tandatanda kebesaran Allah SWT.  “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan  siang,  terdapat  tandatanda  bagi  orang  yang  berakal.  (Yaitu)  orangorang  yang  mengingat  Allah  sambil  berdiri  atau  duduk  atau  dalam  keadaan  berbaring  dan  mereka  memikirkan  tentang  penciptaan  langit  dan  bumi  (seraya  berkata):  “Ya  Tuhan  kami,  tiadalah  Engkau  menciptakan  ini  dengan  siasia.  Maha  Suci  Engkau,  maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran, 3:190191)   
Sebagaimana  telah  dijelaskan  di  dalam  AlQur’an  bahwa  di  alam  raya  ini  terdapat  sesuatu  untuk  dipelajari  dan  dipikirkan.  Allah  SWT  telah  menciptakan  dunia  ini  dengan  sempurna sebagai rahmat yang diturunkanNya kepada manusia.  “Dan Dia menundukkan untukmu, apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi  semuanya  (sebagai  rahmat)  daripadaNya.  Sesungguhnya  pada  yang  itu  benar benar  terdapat  tandatanda  (kekuasaan  Allah)  bagi  kaum  yang  berpikir.”  (QS  Al  Jatsiyah, 45: 13)    Manusia  telah  diberikan  kelebihan  oleh  Allah  SWT  sebagai  makhluk  hidup  yang  sempurna  dengan  akalnya.  Manusia  memiliki  akal  untuk  memikirkan  apa  yang  telah  dititipkan  kepadanya  dari  Sang  Pencipta.  Manusia  harus  menyadari  untuk  menjalankan  perannya sebagai makhluk Allah dan menggunakan akal serta pikirannya untuk menjadikan  kehidupannya lebih bermakna.          
Ilmu  Sudah  sepantasnya  manusia  untuk  memikirkan  dan  mempelajari  apa  yang  telah  diwasiatkan  oleh  AlQur’an.  Manusia  sebagai  makhluk  hidup  yang  diberi  akal  oleh  penciptanya harus menggunakan akalnya itu untuk berpikir. Ilmu hadir sebagai bentuk hasil  pikiran  manusia.  Ilmu  tidak  akan  pernah  berhenti  pada  satu  titik  karena  ia  tidak  pernah  abadi. Ilmu ibarat organisme yang selalu berkembang dan menjadi penanda zaman.  “Menuntut  ilmu  itu  kewajiban  bagi  setiap  orang  Islam  baik  bagi  lakilaki  maupun  perempuan. (HR. Ibnu Abdil Baar)  “Tuntutlah ilmu (ilmu pengetahuan dan segala ilmuilmu yang bermanfaat lainnya)  dari mulai (sejak) buaian (Ayah dan Ibu) sampai masuk ke liang lahat. (AlHadits)   
Ilmu  adalah  sesuatu  yang  wajib  dimiliki  dan  dikuasai  oleh  seorang  Muslim.  Menuntut ilmu hukumnya adalah wajib. Ilmu menjadi dasar dari semua yang kita lakukan.  Tanpa  ilmu  ibadah  pun  tidak  akan  ada  artinya  dan  hilang  esensinya.  Barangsiapa  yang  mempelajari  suatu  ilmu  dengan  ikhlas  maka  telah  dijanjikan  kepadanya  kedudukan  atau  kekayaan di dunia.   “Katakanlah, Apakah dapat disamakan orang yang mengetahui dengan orang yang  tidak mengetahui.” (QS. AtTaubah, 9:122)   
Ilmu  akan  meninggikan  derajat  seseorang.  Dengan  menguasai  suatu  ilmu  tertentu  seseorang  akan  mempunyai  kekuatan.  Ilmu  menjadi  satu  kekuatan  yang  akan  mendasari  setiap  elemen  kehidupan  sebagaimana  AlQur’an  yang  telah  menjadi  dasar  bagi  peletakan  hukumhukum Islam pada zaman Nabi dan Rasul.     
“Allah  akan  meninggikan  orangorang  yang  berilmu  di  antara  kamu  dan  orang orang  yang  diberi  ilmu  pengetahuan  beberapa  derajat.  Dan  Allah  SWT  Maha  Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Mujadillah, 58: 11)   
Ilmu  juga  adalah  bagian  dari  amalan.  Ilmu  merupakan  amalan  yang  tidak  pernah  terputus.  Ilmu  akan  tetap  mendatangkan  faedah  dan  kebaikan  bagi  mereka  yang  memiliki  dan mau memanfaatkan ilmunya untuk kepentingan sesama.  “Jika mati seorang anak  Adam (manusia) maka  terputuslah  segala amal  usahanya  kecuali tiga hal yaitu ilmu pengetahuan yang bermanfaat, sedekah jariah, dan anak  yang saleh yang selalu mendo’akan kepada orangtuanya.” (HR. Muslim)   
Aplikasi Pembelajaran Ilmu di Alam 
Penyusunan  berbagai  komponen  pendidikan  dalam  mendukung  kegiatan  belajar  adalah upaya untuk mempersiapkan peserta didik bagi peranannya di masa datang. Hal ini  berkaitan dengan beberapa pertanyaan berikut: 
1.      Apa atau siapa seseorang itu? 
2.      Dapatkah seseorang itu diarahkan? 
3.      Ke arah mana seseorang itu dipersiapkan? 
4.      Bagaimana cara pengarahan yang baik bagi seseorang?   
Dengan  memperhatikan  kepada  pertanyaanpertanyaan  diatas,  maka  kecenderungan arah pendidikan mengarah kepada hasil pendidikan berupa kecerdasan yang  dimiliki  setiap  peserta  didik.  Kecerdasan  akan  menuntun  mereka  menjadi  pribadi  atau  individu yang sukses.
Kecerdasan  bukan  saja  dilihat  dari  kemampuan  anak  untuk  bisa  berhitung,  membaca dan menulis, meraih nilai yang bagus, dan memiliki IQ (Intelligence Qoutient) yang  tinggi.  Munculnya  pemikiran  lain  tentang  hubungan  antara  kecerdasan  yang  dikemukakan  oleh  Daniel  Goleman,  yaitu  EQ  atau  yang  biasa  disebut  Emotional  Quotient  dimana  diungkapkan bahwa kesuksesan merupakan perpaduan dari 80% EQ dan 20% IQ.   Karena  EQ  merupakan  faktor  yang  mendorong  tercapainya  kesuksesan,  secara  praktis  kecenderungan  pendidikan  dilaksanakan  untuk  mengarahkan  anak  agar  berani  menghadapi tantangan serta tidak takut gagal dan mau mencoba lagi (trial and error). Hal  ini sesuai dengan tujuan dari pembangunan karakter dari peserta didik.  Belajar di alam terbuka adalah satu metode alternatif guna menyampaikan materi materi  yang  tidak  dapat  disampaikan  di  dalam  kelas.  Ada  beberapa  komponen  yang  diperlukan  dalam  mempelajari  ilmu  di  alam.  Satu  yang  paling  penting  adalah  motivasi.  Motivasi  belajar  bertujuan  untuk  memantapkan  pengetahuan  tentang  ilmu  yang  dipelajari  dan  menguasai  berbagai  kemampuan  yang  dibutuhkan  untuk  mengaplikasikannya  dalam  kehidupan  seharihari.  Dengan  kata  lain,  peserta  didik  tidak  hanya  termotivasi  untuk  menguasai  dasar  teorinya  saja  tetapi  juga  aplikasi  dan  manfaatmanfaat  ilmu  yang  telah  dipelajarinya untuk kehidupannya kelak.  Motivasi  belajar  dapat  diperoleh  dari  contohcontoh  yang  mereka  dapat  selama  proses pembelajaran.
Peserta didik cenderung lebih mudah untuk melakukan sesuatu tanpa  harus  merasa  terpaksa  bila  memang  ada  figur  atau  sosok  yang  dianggap  istimewa  bagi  mereka.  Belajar  dengan  menggunakan  alam  sebagai  media  akan  menumbuhkan  potensi potensi dan bakat yang terpendam yang merupakan suatu kekhususan yang terdapat dalam  setiap individu peserta didik. Pendekatan proses belajar yang menggunakan direct line atau  hubungan  interaksi  langsung  antara  pendidik  dengan  peserta  didik  menimbulkan  suatu  korelasi yang positif dalam pembentukan karakter seseorang. 
Metodemetode  yang  digunakan  dapat  berupa  teamwork  (kerjasama)  maupun  individual  task.  Teamwork  digunakan  untuk  menumbuhkan  perasaan  memiliki, kekeluargaan,  melatih  jiwa  kepemimpinan,  dan  memupuk  rasa  solidaritas  serta  kebersamaan  dalam  mencapai  tujuan  bersama.  Sedangkan,  individual  task  berguna  untuk  menumbuhkan jiwa pemberani, memupuk rasa percaya diri, berani mencoba, dan pantang  menyerah. 
Hubungan  antara  alam  dengan  ilmu  terjalin  dengan  erat.  Alam  adalah  semacam  wahana  ekspresi  yang  bisa  juga  dijadikan  sebagai  sarana  belajar.  Pembentukan  karakter  individu  peserta  didik  haruslah  selaras  dengan  ilmu  yang  diperolehnya  di  dalam  kelas  maupun dengan ilmuilmu lainnya tentang life skill yang bisa diperoleh dan dipelajari di alam  bebas.   Pendidikan yang sifatnya hanya di dalam kelas saja tidak akan berhasil mengenalkan  peserta didik pada hidden curriculum yang bersifat untuk membentuk karakter itu sendiri. 
Pendidikan karakter itu dapat diterjemahkan dalam berbagai cara seperti berikut: 
1.      Manfaat.  Selalu  menunjukkan  manfaat  pengetahuan  yang  akan  diajarkan  bagi  peserta didik. 
2.      Kontekstual. Mengaitkan pengetahuan yang diajarkan dengan lingkungan nyata  atau keseharian anak. 
3.      Konstruktif.  Peserta  didik  mengkonstruksi  sendiri  pengetahuan  yang  dibutuhkannya. Artinya, bukan mengajar dengan metode banking (menjejalkan  pengetahuan) tetapi menjadi fasilitator. 
4.      Multiple Intelligent. Penerapan paradigma bahwa semua peserta didik memiliki  kelebihan  dan  kecerdasan  unik  yang  perlu  digali  dengan  cara  khusus.  Dengan  kata lain setiap anak juara atau bintang kelas. 
5.      Demokratis.  Peserta  didik  merasa  bebas  untuk  bertanya,  menyanggah,  mengeksplorasi dan berdebat. 
6.      Fun.  Suasana  belajar  ceria.  Bisa  diiringi/  diselingi  musik,  bernyanyi  bersama,  game , cerita humor / teladan beserta hikmahnya.    
7.      Meningkatkan  keyakinan  dan  harga  diri  peserta  didik.  Dengan  katakata  bijak,  memberi nilai, penghargaan dan  katakata yang membangkitkan percaya diri. 
8.      Belajar  yang  nyaman,  terang,  bersih,  beraroma  menyenangkan,  posisi  duduk  yang berpindahpindah. 
9.      Memfasilitasi  model  belajar  peserta  didik    yang  auditori,  visual  dan  kinestetik.  Atau gaya belajar abstrak dan konkret.  
10.  Melibatkan gerakangerakan fisik agar peserta didik aktif tidak duduk diam saja  agar potensinya tidak terpendam.   
Bila  semua  poinpoin  tersebut  sudah  bisa  dipenuhi  maka  selanjutnya  adalah  mengevaluasi  hasilnya.  Perubahan  karakter  peserta  didik  dapat  terlihat  dari  beberapa  kriteria seperti: 
1.      Fisik yang kuat dan tidak lemah 
2.      Berakhlaq mulia 
3.      Cerdik cendekia 
4.      Mandiri 
5.      Beraqidah lurus 
6.      Senantiasa beribadah dengan benar 
7.      Bersungguhsungguh dalam setiap urusannya 
8.      Pandai mengatur waktu 
9.      Bermanfaat bagi orang lain   

Penutup 
Pendidikan  adalah  suatu  cara  untuk  mengubah  taraf  hidup  masyarakat.  Melalui  pendidikan,  kita  telah  dididik  untuk  menguasai  ilmu  dan  mengaplikasikannya  dalam  kehidupan  seharihari.  Metode  pembelajaran  adalah  alat  yang  digunakan  untuk  mencapai  tujuantujuan  dari  proses  pendidikan  itu  sendiri.  Melalui  metode  pembelajaran  yang  tidak  hanya  terpusat  di  dalam  kelas  diharapkan  peserta  didik  mampu  mempelajari  ilmuilmu  pengetahuan lainnya yang akan berguna karena tidak hanya mengandalkan konsep teoritis  belaka tetapi juga gabungan antara konsep dan teori dengan konteks pembelajaran.  Pendidikan  di  alam  terbuka  tentu  memiliki  karakteristik  yang  berbeda  dengan  proses pendidikan di dalam kelas. Pendidikan yang bersifat alamiah menuntun peserta didik  untuk  tidak  sekedar  hanya  mendapatkan  ilmu  saja  tetapi  juga  mampu  untuk  menerapkannya dalam rangka bersosialisasi dengan lingkungannya. Pembentukan karakter  melalui  proses  pembelajaran  di  alam  akan  lebih  bermanfaat  karena  peserta  didik  akan  terlibat langsung dengan halhal yang lebih nyata.     Sudah  saatnya  para  pendidik  menggunakan  berbagai  metode  alternatif  demi  mencapai tujuantujuan dari pendidikan sesuai dengan visi dan misi institusinya. Pencapaian  semua  tujuan  itu  tentu  sejalan  dan  sesuai  dengan  tujuan  pendidikan  nasional  untuk  membangun manusia Indonesia seutuhnya.
   
DAFTAR PUSTAKA 
Association  for  Supervision  and  Curriculum  Development  Singapore.  1991.  ASCD  Review:  Motivation.  Singapore: ASCD 
Faridl, Miftah. 2000. Etika Islam: Nasihat Islam untuk Anda. Bandung: Penerbit Pustaka 
Gymnastiar,  Abdullah.  2004.  Aku  Bisa!:  Manajemen  Qolbu  untuk  Melejitkan  Potensi.  Bandung: MQ Publishing 
Intisari Makalah Pekan Kerohanian Remaja II 1998 (PAKAR II). Masjid Raya Habiburahman.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar