TIMBULNYA NEW
MODERNISM SUNAH
BAB I
Pendahuluan
Sunah yang diyakini sebagai dasar hukum islam kedua oleh umat
islam, kini mendapat tantangan dari kelompok minoritas new modernism
sunah atau yang disebut ingkar sunah modern akibat pemahaman liberal tanpa batas.
Alasannya ialah demokrasi berfikir. Bagi mereka, sunah dianggap sebagai ciptaan
para ulama. Sunah tidak mengikat umat islam, boleh diikuti dan boleh
ditinggalkan, sunah membuat perpecahan dikalangan umat, pengamalan sunah
membuat umat menjadi mundur, dan seterusnya.secara singkat dapat dikatakan
bahwa umat islam dapat menjadi maju dan sejahtera manakala meninggalkan sunah,
dan umat islam menjadi terbelakang
karena mengamalkan sunah. Baginya, beragama cukup dengan Al-Qur’an,
tidak perlu sunah. Pemodernanyang dilakukan kelompok ini bukan sekedar dalam
pemahaman makna hadis dengan interprestasi yang sesuai dengan zamannya, namun
hadisnya itu sendiri yang harus diperbaharui dengan cara dibuang atau
ditinggalkan oleh umat islam.
Pada pembahasan makalah ini penulis akan memaparkan tentang
timbulnya new modernism sunah, baik dari segi latar belakang timbulnya new
modernism sunah dan macam-macam new modernism sunah.
BAB II
A.
New Modernism Sunah
1.
Pengertian New Modernism Sunah
Pemikiran modern dalam sunah dapat dikatagorikan menjadi dua.
Pertama, modernisasi sunah yang dilakukan oleh para ulama yang ahli
dalam bidang hadis dan ilmu hadis, dengan memperhatikan beberapa kaidah,
kreteria, dan persyaratan yang telah di tetapkan. Kedua, modernisasi
yang dilakukan oleh sebagian umat islam yang tidak ahli dalam bidang hadis dan
ilmu hadis tetapi mengaku sebagai medernis.
Tujuan dari modernis adalah untuk menolak sunah dengan cara
yang tidak profesional dan tidak ilmiah dengan mencari- cari permasalahan atau
kelemahan dalam sunah. Pemikiran ini dapat dikatakan sebagai inkar sunah modern
yang merupakan akibat dari pemikiran modern yang berlebih dalam sunah.
Dari uraian di atas bahwa pemikiran new modernism dapat
dikatakan memiliki makna yang sama dengan inkar sunah modern, dimana pada
proses pemikirannya menunjukan sifat pemikiran yang liberal, bebas, dan baru
saja, yang berujung pada penghancuran yakni penolakan terhadap sunah.
Perbedaan antara modernis sunah yang sesungguhnya dengan new
modernism yang dilakukan oleh pengaku modernis dari kelompok penolak sunah
antara lain :
a.
Modernis melakukan
pemurnian islam dari sunah palsu, khurafat dan bid’ah, melalui penelitian dan
kritik yang benar dan menerima sunah shahihah yang sesuai dengan Al-Qur’an.
Sedangkan new modernism menganggap bahwa hadis nabi yang dibukukan para ulama
bagian dari khurafat dan bid’ah, menurutnya, islam harus lepas dari hadis,
islam hanyalah Al-Qur’an.
b.
Dari segi keilmuan para
pemikir modern sunah menguasai ilmu bahasa arab dan ushul fikih, dan menguasai
ilmu hadi dirayah dan riwayah. Sedangkan para pemikir new modernism tidak
menguasai ilmu tersebut.
c.
Modernisasi sunah
menekankan pemahaman interprestasi makna matan sunah shahihah yang berkaitan
dengan muamalah dan sosial kemasyarakatan, untuk disesuaikan dengan
perkembangan zaman. Sedangkan para pemikir new modernism sunah membuang
jauh-jauh sunah yang tidak sesuai dengan rasio mereka.
d.
Modernis sunah menerima
sunah shahihah yang merupakan hasil dari penelitian para ulama, baik penemuan
oleh para ulama terdahulu atau yang datang kemudian. Sedangkan para pemikir new
modernism hanya mengakuinhasil penelitian atau ijtihad ulama, tetapi meragukan
kebenaranya dari nabi SAW.
2.
Macam- Macam New
Modernism Sunah
Menurut Muhammad Abu
Zahrah membagi new modernism menjadi dua kelompok, yang dibagi berdasarka
strategi penolakan terhadap sunah, yakni :
1.
Pengakuan secara jelas
Kelompok ini menyatakan dengan tegas dan
jelas menolak sunah sebagai dalil hukum islam, dimana kelompok ini hanya
memakai al qur’an sebagai dalil hukum. Kelompok ini terjadi di mesir dan lahore
pakistan.
2.
Pencacian sunah
Yang dimaksud pencacian sunah pada
kelompok ini adalah dengan mencaci maki para periwayat hadis dan
keshahihan sunah dengan dalil bahwa para
periwayat hadis merupakan manusia biasa. Dengan ungkapan bahwa periwayat
tersebut adalah pembohong, pemalsu hadis, dan seorang yang kafir.
Sedangkan menurut Ali
Ahmad Al-Salus membagi new modernism yang ditinjau dari sifat new modernism
menjadi lima kelompok , yakni ;
1.
Kelompok penghancur sunah
dengan cara meyebarkan berbagai isu cecaan tehadap para sahabat dan para
periwayat hadis yang disepakati kredibilitasnyan,dan kitab-kitab shahih .
2.
Kelompok peragu (skeptisme)
eksistensi sunah dengan mencerca sistem periwayatan dan penulisan sunah.
3.
Kelompok Al-Qur’an yang
hanya berpedoman kepada Al-Qur’an saja.
4.
Kelompok rasionalis yang menolak sunah yang tidak sesuai dengan
akal / rasio.
5.
Kelompok orientalis yang
menduga bahwa sunah merupakan buatan kaum muslimin pada akhir abad pertama.
B.
Latar Belakang
Timbulnya
1.
Pengaruh Gerakan
Modernisasi
Paham modernisasi mempunyai pengaruh yang
besar di dunia barat dan segera memasuki wilayah agama yang dianggap penghalang
kemajuan. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan modern yang masuk ke dunia
islamdi abad 19, dan kontak dengan modernisasi dunia barat di abad 20, sehingga
timbullah ide-ide pembaharuan ke dunia islam seperti rasionalisme,
nasionalisme, dan demokrasi, yang pada akhirnya menimbulkan masalah baru bagi
para pimpinan umat islam.
2.
Murtad
Pengingkar terhadap sunah timbul karena
murtad (keluar dari islam) atau karena mengingkari risalah nabi Muhammad SAW.
Namun kelompok ini menyembunyikan kekufurannya dan menampakkan keislamannya
bila berada di tengah masyarakat, tujuanya adalah agar mereka dapat diterima di
masyarakat.
3.
Kebodohan
Pengingkar terhadap sunah timbul karena
tidak mengerti terhadap esensi sunah yang merupakan warisan islami dan sumber
hukum islam yang murni. Dan juga tidak mengenal Al-Qur’an kecuali kulitnya
saja, dan tidak mengenal kedudukan rasul kecuali dianggap seperti pemimpin
suatu bangsa biasa yang berkhidmah pada kaum dan tanah airnya. Ketika mereka
mengetahui bahwa sunah sebagai penjelas Al-Qur’an yang mengantarkan kemajuan
umat islam, maka sunah dianggap sebagai penghalang kemajuan. Akhirnya mereka
harus memberikan interprestasi yang sesuai dengan kesenangan hati mereka.
4.
Mencari popularitas
Diantara mereka terbius istilah metode
ilmiah yang dipropagandakan oleh sebagian orientalis barat yang tidak jujur
dalam penelitiannya. Hal ini dilakukan hanya sekedar ingin mendapatkan
popularitas di tengah masyarakat bahwa ia sebagai pembaru, modernis, dan
pemikir islam.
Adapun menurut Mushthafa Al-Siba’iy, tentang sebab yang
melatarbelakangi keikutsertaan new modernism sunah tehadap isu yang ditebarkan
oleh orientalis sebagai berikut :
a.
Ketidaktahuan hakikat
warisan islam yang merupakan sumber ajaran islam yang masih murni dan tertipu
slogan dugaan penelitian ilmiah, demokretisasi, yang ditiupkan oleh
propagandaorientalis.
b.
Mencari popularitas sebagai
modernis yang mampu melepaskan diri dari tali taklid yang membelenggu.
c.
Adanya pengaruh pemikiran
yang menyimpang dengan bersembunyi di belakang orientalis.
Berbagai macam latar belakang new modernism sunah yang pada
prinsipnya tidak mengacu kepada objektifitas penelitian yang tumbuh dari rasa
kebenaran dan kejujuran, akan tetapi lebih subjektifitas yang didasarkan pada
sentimen kepentingan internal dan
kebodohan.
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Pemikiran new modernism dapat dikatakan memiliki makna yang
sama dengan inkar sunah modern, dimana pada proses pemikirannya menunjukan
sifat pemikiran yang liberal, bebas, dan baru saja, yang berujung pada
penghancuran yakni penolakan terhadap sunah.
Adapun macam macam new modernism menurut Muhammad Abu Zahrah menjadi
dua kelompok, yakni kelompok yang menyatakan secara jelas menolak sunah, dan
kelompok yang mencaci maki periwayat periwayat hadis dan keshahihan sunah dengan dalil bahwa para periwayat hadis
merupakan manusia biasa.
Sedangkan latar belakang timbulnya new modernism antara lain
disebabkan karena adanya pengaruh gerakan modernisasi, adanya umat islam yang
murtad, kebodohan umat islam serta adanya umat islam yang hanya mencari
populeritas saja.
Sunah merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Quran, dimana
kita diwajibkan mempercayai sunah sebagaimana kita mempercayai al-quran, karena
sunah merupakan panduan hidup yang sangat berarti selain Al-Qur'an
Daftar
Pustaka
Khon,
abdul majid, “ pemikiran modern dalam sunah”, pendekatan ilmu hadis. Jakarta
: kencana 2011. Ed 1. Cet 1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar