PENGEMBANGAN
INSTRUMEN EVALUASI
( Motivasi
Belajar Siswa SDN Cakung Barat 16 Pagi )
BAB I
Pendahuluan
Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan..
Motivasi dapat berupa motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi yang bersifat
intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang
termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan
tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa
juga dikatakan seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah
manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut
menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun
kompensasi.
BAB II
Pembahasan
A.
Teori Motivasi
1. Teori
Motivasi Abraham Maslow (1943-1970)
Abraham Maslow (1943;1970)
mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia
menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan
dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan
Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif
psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar
terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian
sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang
penting.
·
Kebutuhan
fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
·
Kebutuhan
rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
·
Kebutuhan
akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima,
memiliki)
·
Kebutuhan
akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta
pengakuan)
·
Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan
menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan;
kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)
Bila makanan dan rasa
aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan
seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang
hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan
intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya
seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya
masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.
2. Teori
Motivasi Herzberg (1966)
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis
faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan
diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor
ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi
seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan
antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik),
sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai
kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan
tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).
3. Teori
Motivasi Douglas Mcgregor
Mengemukakan dua pandangan manusia
yaitu teori X (negative) dan teori y (positif), Menurut teori x empat
pengandaian yag dipegang manajer
a.
karyawan
secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja
b. karyawan tidak menyukai kerja mereka harus
diawasi atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
c. Karyawan akan menghindari tanggung jawab.
d. Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas
semua factor yang dikaitkan dengan kerja.
Kontras dengan pandangan negative ini
mengenai kodrat manusia ada empat teori Y :
a.
karyawan
dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain.
b.
Orang
akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada
sasaran.
c.
Rata
rata orang akan menerima tanggung jawab.
d.
Kemampuan
untuk mengambil keputusan inovatif.
4. Teori
Motivasi Vroom (1964)
Teori dari Vroom (1964) tentang
cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan
melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil
dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya
motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
·
Ekspektasi
(harapan) keberhasilan pada suatu tugas
·
Instrumentalis,
yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan
suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
·
Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral,
atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi
harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan
5. Achievement
Theoryteori Achievement Mc Clelland (1961),
yang dikemukakan oleh Mc Clelland
(1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia,
yaitu:
·
Need
for achievement (kebutuhan akan prestasi)
·
Need
for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan
soscialneed-nya Maslow)
·
Need
for Power (dorongan untuk mengatur)
6. Clayton
Alderfer Erg
Clayton Alderfer mengetengahkan teori
motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan
(exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini
sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa jika
kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan
kembali pada gerakk yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu
dan dari situasi ke situasi.
Adapun mengenai masalah teori-teori Motivasi Belajar,
menurut Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. dalam bukunya yang berjudul Psikologi
Pendidikan Mengatakan bahwa teori-teori dalam memotivasikan siswa untuk
belajar ada 5 teori, yaitu sebagai berikut :
- Teori Hedonisme
Hedonisme adalah bahasa Yunani yang berarti kesukaan,
kesenangan, atau kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat
yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari
kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi.
Implikasi dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa
semua akan cendrung menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan, dan lebih
suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan baginya. Misalnya siswa
disuatu kelas merasa gembira dan bertepuk tangan mendengar pengumuman dari
kepala sekolah bahwa guru matematika mereka tidak dapat mengajar karena sakit.
Menurut teori hedonisme, para siswa ini harus diberi motivasi secara tepat agar
tidak malas dan mau bekerja dengan baik, dengan memenuhi kesenangannya.
- Teori Naluri
Manusia telah mempunyai tiga nafsu pokok yang dalam hal
ini disebut juga naluri, yaitu :
Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri.
Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri.
Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan/mempertahankan
jenis.
Dengan dimiliki ketiga naluri pokok itu, maka
kebiasaan-kebiasaan ataupun tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia yang
diperbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri
tersebut. Oleh karena itu, menurut teori ini, untuk memotivasi seseorang harus
berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan.
Misalnya, (naluri mempertahankan diri) seorang pelajar
terdorong untuk berkelahi karena sering merasa dihina dan diejek teman-temannya
karena ia dianggap bodoh dikelasnya. (naluri mengembangkan diri), agar pelajar
tersebut tidak berkembang menjadi anak yang nakal yang suka berkelahi, perlu
diberi motivasi, misalnya dengan menyediakan situasi yang dapat mendorong anak
itu menjadi rajin belajar sehingga dapat menyamai teman-teman sekelasnya.
(naluri mengembangkan/mempertahankan jenis), seorang mahasiswa sangat tekun dan
rajin belajar meskipun sebenarnya ia hidup didalam kemiskinan bersama
keluarganya. Hal ini disebabkan karena dia ingin menjadi pandai dan ia ingin
meningkatkan karier pekerjaannya sehingga dapat hidup senang bersama
keluarganya dan dapat membiayai sekolah anak-anaknya.
- Teori Reaksi yang Dipelajari (teori lingkungan kebudayaan)
Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku
manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingka
laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Orang belajar
paling banyak dari lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan.
Oleh karena itu, teori ini disebut juga teori lingkungan kebudayaan. Menurut
teori ini, apabila seorang pendidik akan memotivasi anak didiknya, pendidik itu
hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan
orang-orang yang akan di didiknya.
Dengan mengetahui latar belakang kebudayaan seseorang
kita dapat mengetahui pola tingkah
lakunya dan dapat memahami pula mengapa ia bereaksi atau bersikap yang mungkin
berbeda dengan orang lain dalam menghadapi masalah.
- Teori Daya Pendorong
Teori ini merupakan perpaduan antara teori naluri
dengan teori reaksi yang dipelajari (teori lingkungan kebudayaan). Daya
pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas
terhadap suatu arah yang umum.
Menurut teori ini, bila seorang pendidik ingin
memotivasi anak didiknya, ia harus mendasarkannya atas daya pendorong, yaitu
atas naluri dan juga reaksi yang dipelajari dari kebudayaan lingkungan yang
dimilikinya. Memotivasi anak didik yang sejak kecil dibesarkan di daerah Gunung
Kidul misalnya, kemungkinan besar akan berbeda dengan cara memberikan motivasi
kepada anak yang dibesarkan di kota Medan meskipun masalah yang dihadapi sama.
- Teori Kebutuhan
Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah
teori kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh
manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan
fisik maupun kebutuhan psikis. Oleh karena itu, menurut teori ini, apabila
seseorang pendidik bermaksud memberikan motivasi kepada seseorang, ia harus
berusaha mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan orang yang akan
dimotivasinya.
Berikut kami tampilkan teori Abraham Maslow, dia adalah
seorang pakar psikologi, Maslow mengemukakan adanya lima tingkatan kebutuhan
pokok manusia. Kelima tingkatan kebutuhan pokok inilah yang kemudian dijadikan
pengertian kunci dalam mempelajari motivasi manusia. Adapun kelima tingkatan
kebutuhan itu adalah sebagai berikut :
Kebutuhan Fisiologis: kebutuhan ini merupakan kebutuhan
dasar yang bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis
dasar dari organisme manusia seperti kebutuhan akan pangan, sandang dan papan,
kesehatan fisik, kebutuhan seks, dll.
Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and
security) seperti terjamin keamanannya, terlindung dari bahaya dan acaman
penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil, dll.
Kebutuhan Sosial (social needs) yang meliputi antara
lain kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai
anggota kelompok, rasa setia kawan, kerjasama, dll.
Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs), termasuk
kebutuhan dihargai karena prestasi, kemampuan, kedudukan atau status, pangkat,
dll.
Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization)
seperti antara lain kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki,
pengembangan diri secara maksimum, kreatifitas, dan ekspresi diri.
B.
Instrumen Motivasi Belajar
Dalam mengukur sejauh
mana motivasi belajar siswa, maka dibutuhkan
Instrumen motivasi belajar. Dalam pembuatan instrumen motivasi belajar
ini memandang dua aspek motivasi, yakni aspek internal dan eksternal yaitu
faktor pendorong dari dalam dan dari luar individu yang sedang belajar untuk
berprestasi dalam belajar,dengan indikator sebagai berikut: (1) adanya hasrat
dan keinginan untuk berhasil, (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
(3) adanya harapan dan cita-cita masa depan, (4) adanya penghargaan dalam
belajar, (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan (6) adanya
lingkungan belajar yang kondusif.
Sebagai bahan pengumpulan
data maka instrumen ini diwujudkan dalam bentuk angket yang diisi oleh siswa,
dengan alternatif jawaban: ( SS ) = sangat setuju, ( S ) = setuju, ( KS ) = kurang
setuju, ( TS ) = tidak setuju, ( STS ) = sangat tidak setuju. Perhitungan skor
pada penyataan yang positif diberi skor 5,4,3,2,1, dan perhitungan skor pada
penyataan yang negatif diberi skor 1,2,3,4,5.
KISI KISI INSTRUMEN
No
|
Aspek
|
Indikator
|
Butir Soal
|
Jumlah Butir
|
1
|
Motivasi Internal
|
1.
Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil
|
1, 4,
|
2
|
2.
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
|
2, 3, 11, 12,
|
4
|
||
3.
Adanya harapan dan cita-cita masa depan
|
7
|
1
|
||
2
|
Motivasi eksternal
|
4.
Adanya penghargaan dalam belajar
|
6, 8, 13, 15,
|
4
|
5.
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
|
4, 10,
|
2
|
||
6.
Adanya lingkungan belajar yang kondusif
|
5, 14,
|
2
|
INSTRUMEN MOTIVASI BELAJAR
SISWA
|
||||||||||||||||||
A.
Informasi Pribadi :
|
||||||||||||||||||
1. Nama : …………………………………..
|
||||||||||||||||||
2. Kelas : …………………………………..
|
||||||||||||||||||
3. Jenis Kelamin :
…………………………………..
|
||||||||||||||||||
4. Sekolah :
..................................
|
||||||||||||||||||
B.
Petunjuk
|
||||||||||||||||||
1. Angket ini
diedarkan untuk mendapat keterangan tentang motivasi belajar siswa
|
||||||||||||||||||
2. Mohon diisi dengan
sejujurnya.
|
||||||||||||||||||
3. Berikan tanda
checklist ( V ) pada jawaban yang menurut kalian sesuai.
|
||||||||||||||||||
C. Butir-Butir Pertanyaan
|
||||||||||||||||||
NO
|
Instrumen
|
SS
|
S
|
KS
|
TS
|
STS
|
||||||||||||
1
|
Saya belajar dengan sungguh-sungguh agar mendapat nilai yang
bagus
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
2
|
Saya mengerjakan sendiri tugas yang diberikan guru
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
3
|
Saya selalu mempelajari lagi materi yang telah diberikan guru
sepulang sekolah
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
4
|
Mengerjakan soal soal latihan adalah kegiatan yang saya gemari
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
5
|
Apabila ada yang belum saya pahami, saya langsung bertanya pada
guru
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
6
|
Penghargaan atas prestasi saya, mendorong saya belajar lebih
giat
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
7
|
Saya belajar giat akan tercapai cita-cita yang saya inginkan
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
8
|
Saya selalu memperhatikan dengan seksama saat guru menjelaskan
materi
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
9
|
Dalam hal belajar, saya berkompeti dan berusaha melebihi
teman-teman
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
10
|
Adanya tanya jawab di kelas membuat saya lebih bersemangat
mengikuti pelajaran
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
11
|
Saya terdorong untuk megerjakan soal-soal latihan sampai bisa
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
12
|
Saya mengerjakan latihan tanpa disuruh guru.
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
13
|
Jika nilai ujian saya bagus, membuat saya terpacu untuk mendapat
nilai yang lebih bagus lagi
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
14
|
Bercanda atau mengobrol dengan teman saat guru menjelaskan
mengganggu saya dalam memahami apa yang disampaikan guru
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
15
|
Guru yang mengajar saya memberi motivasi saya untuk giat belajar
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
Ket
|
||||||||||||||||||
SS
|
: Sangat Setuju
|
|||||||||||||||||
S
|
: Setuju
|
|||||||||||||||||
KS
|
: Kurang Setuju
|
|||||||||||||||||
TS
|
: Tidak Setuju
|
|||||||||||||||||
STS
|
: Sangat Tidak Setuju
|
|||||||||||||||||
C. Analisis Data
Data
yang diperoleh melalui penelitian , data penelitian berupa motivasi belajar
siswa yang diperoleh dari hasil angket motivasi belajar siswa.
Untuk perhitungan rata-rata, validitas dan reliabilitas
digunakan komputer dengan program “SPSS versi 17.0 ” . dengan cara memasukan
semua variable pada jendela data editor, lalu untuk menguji data dilakukan
prosedur seperti dibawah ini pada posisi data view ;
·
Analyse > submenu Scale >
reliability Analysis
·
Pindahkan semua butir pertanyaan yang akan dianalisis ke kolom items
·
Pada bagian Model pilih Alpha
·
Pada bagian Statistics pilih Item, Scale, Scale IF Item
deleted > Continue.
·
Klik OK.
Dari hasil analisis data tersebut dapat dilihat nilai
Cronbach’s Alpha, butir-butir pertanyaan sudah
reliable jika lebih besar
dari nilai standarnya yaitu sebesar 0,8. Pada
kolom N of Items adalah jumlah butir pertanyaan .Sedangkan nilai rata-rata dapat dilihat pada kolom Mean,
Untuk validitas, menggunakan angka-angka yang terletak
pada kolom “ Corrected items Total Correlation”. nilai
koefisien korelasi semua butir pertanyaan, harus lebih besar dari 0,240
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan pada kuesioner
tersebut sudah valid, namun jika ada yang nilainya dibawah 0,240 maka butir pertanyaan tersebut tidak valid. Jika butir pertanyaan yang tidak
tersebut dihilangkan maka nilai
Cronbach’s Alpha menjadi naik. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kuesioner yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian tersebut
sudah valid dan reliable.
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Motivasi merupakan satu
penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu
tujuan. Motivasi dapat berupa motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
Motivasi yang bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri
yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan
melakukan pekerjaan tersebut, Sedangkan motivasi
ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di
pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi
seperti status ataupun kompensasi.
Dalam mengukur sejauh
mana motivasi belajar siswa, maka dibutuhkan
Instrumen motivasi belajar. Dalam pembuatan instrumen motivasi belajar
ini memandang dua aspek motivasi, yakni aspek internal dan eksternal. Untuk
perhitungan rata-rata, validitas dan reliabilitas dari data instrumen
penelitian digunakan komputer dengan program “SPSS versi 17.0 ” .
Demikianlah makalah
ini kami buat, semoga dapat bermanfaat. Dan kami menyadari bahwa makalah ini
jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan. Terima
kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar